Search

Content

MOVIE "TED the Teddy Bea"



foto
Boneka biasanya menjadi sahabat anak perempuan. Dan lazimnya, mainan ini hanya menjadi teman kala kanak-kanak. Begitu beranjak dewasa, si boneka pun ditinggal dalam lemari kaca. Beralih fungsi menjadi hiasan semata.

Bukan hal umum juga bila boneka menjadi teman anak lelaki. Tapi itulah yang terjadi dengan John Bennett. Sewaktu kecil, anak semata wayang Joe dan Gina ini dikucilkan teman-temannya. Tak ada yang sudi bermain bersamanya. Bocah yang kerap menjadi sasaran bullying oleh anak-anak kompleks, emoh juga berteman dengan John. Ia lebih memilih dikeroyok sekumpulan anak bandel ketimbang menerima ajakan main John.

Begitulah John. Anak kecil yang tak berteman. Sampai di hari Natal, Joe dan Gina memberikan hadiah yang selalu diinginkan John: boneka beruang!

Saking senangnya, John langsung memberi nama si beruang, Ted. Dan hampir tiap saat John mengajak Ted berbincang. Lalu pada suatu malam, John mengungkapkan satu keinginan, “Andai kamu bisa berbicara Ted. Kita bakal berteman selamanya.” Dan holla…ini adalah sebuah film Hollywood. Tempat khayalan apa pun bisa terwujud. Begitu juga dengan keinginan John dalam film TED.

TED adalah gambar bergerak karya sutradara Seth MacFarlane. Sebelum menggarap TED, MacFarlane sempat mengambil bagian sebagai aktor, komedian, pengisi suara, pekerja animasi, dan produser. Dengan pengalaman seabrek itu, MacFarlane berhasil membuat TED yang kocak. Puluhan hal jenaka disebar MacFarlane dalam film berdurasi 106 menit itu.

Tapi, pengalaman MacFarlane membuat serial komedi situasi di televisi Amerika Serikat, Family Guy, selama 13 tahun menuntun dia membuat kelucuan bermuatan lokal. Artinya hanya orang Amerika saja yang mengerti isi lelucon. Sedangkan penonton negara lain harus berpikir dulu sebelum ketawa. Di samping itu, MacFalane juga doyan memberikan kelucuan yang sarkastis. Mirip The Simpsons. Bahkan Ted si beruang gemar berkata kasar.

MacFarlane memang menunjukkan sisi jelek orang Amerika yang mudah melontarkan umpatan. Tapi ia juga memberikan pelajaran soal ketergantungan seseorang akan hal lain. Entah itu mainan atau sahabat. Ketergantungan yang dapat merusaknya. Hingga orang itu tak lagi percaya diri atau tidak fokus akan target dalam hidup. Seperti yang terjadi pada John. Dan TED mengajarkan penonton agar tak menjadi orang yang mudah dipengaruhi lingkungan sekitarnya.

Untuk pemain, MacFarlane memilih Mark Wahlberg untuk melakoni John dan Mila Kunis sebagai kekasihnya. Pada awal film, ada keraguan waktu melihat kemunculan Wahlberg. Sebab, selama ini ia kerap bermain di film action seperti The Italian Job (2003), The Perfect Storm (2000), Max Payne (2008), The Departed (2006), atau The Fighter (2010). Tapi, dengan bantuan kekocakan Ted si beruang, Wahlberg pun bisa menunjukkan kesan lucu. Meski begitu, sesungguhnya bukan Wahlberg yang menjadi pemeran utama di film ini. Melainkan si Ted. Karena dialah yang memegang kunci utama alur cerita TED.

Artis ternama tak hanya dipakai MacFarlane sebagai pemeran utama saja. Aktor ganteng Ryan Reynolds yang pernah muncul di Green Lantern; Just Friends; Definitely, Maybe; The Proposal; The Change-Up; dan Safe House pun ada di TED. Tapi ia digaet sebagai pemeran pembantu. 

Bahkan, jabatan pemeran pembantu terlalu tinggi bagi karakter Reynolds di TED. Sebab dia cuma numpang lewat di beberapa adegan dan sama sekali tak berdialog. Meski begitu, penonton wanita bisa dipastikan akan tak rela melihat peran Reynolds di sini. Karena di jelang akhir film, Reynolds melakukan satu adegan yang sekilas namun mengejutkan.

Tapi bagaimana pun juga, lagi-lagi TED adalah film Hollywood. Tempat di mana segala khayalan dan akhir bahagia bisa terwujud. Seburuk apa pun keputusan John Bennet, toh pada akhirnya ia meraih sukacita. Hollywood.

TED
Sutradara: Seth MacFarlane
Produser: Scott Stuber, Seth MacFarlane, John Jacobs, Jason Clark
Pemain: Mark Wahlberg, Mila Kunis, Seth MacFarlane, Joel McHale, Giovanni Ribisi
Penulis skenario: Seth MacFarlane, Alec Sulkin, Wellesley Wild
Genre: Drama komedi
Durasi: 106 menit


  

Aku yang ke berapa?

Blog Archive