Cerita 1:
Namaku Leo, aku adalah seorang penggemar cerita horor. Aku adalah anggota klub misteri di sekolahku. Klub ini menarik hanya saja peminatnya sangat kurang, aku selalu menghabiskan waktu ku dengan membaca cerita horor di bangunan tua terbengkalai di belakang sekolah sendirian. Betapa senangnya hatiku saat mengetahui ada 3 orang siswa baru yang memasuki klub misteri ini. Suatu hari, aku memutuskan untuk menguji nyali 3 orang adik kelasku yang baru memasuki klub misteri ini. Tidak seperti uji nyali yang biasa disiarkan di televisi, uji nyali versi kami ini hanya bercerita horor sambil membawa sebatang lilin yang menyala, dan setelah kami selesai bercerita kami akan memadamkan api dari lilin tersebut satu persatu. Konon saat semua lilin padam akan muncul sosok misterius yang mengerikan, mendebarkan bukan? Hari kamis malam kami berkumpul di bangunan tua di belakang sekolah, setelah semua berkumpul, lilin dinyalakan dengan sebatang korek api, dan kami pun mulai bercerita. Kami semua menceritakan cerita-cerita yang berdasarkan kisah nyata agar suasana semakin mencekam. Ada yang bercerita tentang seorang arwah suster gila yang meneror pasien di rumah sakit, ada yang bercerita tentang seorang psikopat bersenjatakan kapak yang meneror satu keluarga, ada juga yang menceritakan kejadian tentang kematian seorang kakak kelas yang pernah terjadi di tempat ini, aku sendiri bercerita tentang sekelompok pemuda yang diteror oleh sosok misterius setelah mencoba untuk menguji nyali mereka. Saat aku hendak mematikan lilin, seorang penjaga sekolah memasuki gudang tua tempat kami berkumpul, kami sangat terkejut karena ia membuka pintu dengan keras. "Hei sedang apa kalian bertiga disini!? ini sudah malam tahu! bahkan sudah lewat tengah malam!" teriak si penjaga sekolah. Tanpa pikir panjang kami pun langsung kabur sebelum masalah menjadi semakin rumit. Yah, ternyata sosok mengerikan yang muncul itu adalah seorang penjaga sekolah, tapi hal itu cukup mendebarkan bukan? .
Cerita 2:
Akhir-akhir ini aku mendapati bahwa anakku memiliki kemampuan aneh. Ia memiliki kebiasaan mengacungkan jarinya pada wajah seseorang sewaktu-waktu. Suamiku dan aku menyadari bahwa, jika anakku mengacungkan jarinya pada wajah seseorang seperti itu, berarti orang tersebut akan meninggal tiga hari kemudian. Tahun lalu ia mengacungkan jarinya pada kakeknya, dan pada tiga hari kemudian kakeknya meninggal karena serangan jantung. Beberapa bulan yang lalu, dia mengacungkan jarinya pada aktris terkenal yang ada di majalah. Tiga hari kemudian aktris tersebut meninggal dalam kecelakaan mobil. Hari ini, ketika aku akan menyalakan televisi, anakku mengacungkan jarinya tepat kearah layar. Ketika kunyalakan televisinya, terlihat di layar bahwa Presiden sedang menyampaikan pidatonya. Aku tidak percaya bahwa Presiden akan meninggal pada tiga hari kedepan, tetapi prediksi anakku memang tidak pernah meleset.
Cerita 3:
Pada suatu malam aku diajak oleh kedua temanku untuk berburu hantu di sebuah rumah tua dimana dulunya pernah terjadi pembunuhan. “Aku dengar si pembunuh menjagal orang-orang ini” kata salah satu temanku. “Pasti arwah mereka benar-benar marah”
“Ya, aku dengar ini adalah pembantaian massal” sahut temanku yang lain. “Rupanya, si pembunuh mencongkel mata sang suami dan membacok sang istri dengan pisau yang besar. Kemudian dia mencekik anak-anaknya hingga tewas.”. “Apakah kalian benar-benar serius?” tanyaku, “atau kalian hanya menakut-nakutiku saja? Kalian tau betapa takutnya aku terhadap hantu.”
Pintu depan pun kami buka, kami berjalan sambil berpegangan tangan karena di dalam sana gelap total dan kami hanya berbekal satu lampu senter. Kami menelusuri ruang tamu dan dapur, kemudian turun ke ruang bawah tanah dimana pembunuhan keji tersebut terjadi. Kami masih bisa melihat dengan jelas darah bercipratan di tembok. Tempat ini memang benar-benar mengerikan, tapi kami tidak melihat satupun kejanggalan atau sesuatu yang aneh. Pada saat keluar dari ruang bawah tanah, aku bertanya kepada temanku.
“Aku tidak melihat satupun hal yang aneh, bagaimana dengan kalian?”
“Aku tidak”
“Aku juga tidak”
“Akku tidak melihat apapun”
Jadi memang benar-benar tidak ada hantu, aku merasa lega.
Cerita 4:
Aku dan isteriku menghabiskan liburan panjang kami untuk berlibur ke Inggris. Suatu perjalanan panjang yang harus kami tempuh dari New York untuk menuju ke London. Kami menginap di suatu hotel di pinggiran kota untuk melepas lelah usai perjalanan. Pada malam harinya di saat kami tidur,kami terbangun oleh suara bising dari luar. Aku melihat ke luar jendela dan mendapati bahwa banyak polisi diluar sana. Mereka berteriak kepadaku bahwa telah terjadi sebuah perampokan dan pembunuhan pada lantai dua. Aku menginap di lantai tiga, dan melihat polisi telah memblokade lift dan tangga. Si pembunuh terjebak dan tidak akan bisa turun ataupun naik ke lantai atas, jadi kami tidak berada dalam bahaya. Aku dan istriku akan kembali tidur. Aku berharap polisi dapat menangkap pembunuh tersebut.
Cerita 5:
Pada suatu malam isteriku diserang oleh seoarang perampok ketika aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis lelah bekerja. Isteriku menusuk perampok tersebut dengan pisau yang sedang dibawanya dan membunuhnya. Setelah menyelidiki kasus penusukan tersebut, Polisi menyatakan bahwa itu adalah perlindungan diri yang dilakukan oleh wanita tersebut. Ketika aku akan menjemputnya dari kantor polisi, dia mengatakan, “Ketika aku mendengar bel pintu kupikir itu adalah kamu, tetapi ternyata adalah perampok bertopeng yang langsung masuk segera setelah aku membuka pintu!” sambil memeluknya dengan erat, aku mengatakan “Kau pasti sangat ketakutan, paling tidak sekarang kau aman.”
Namaku Leo, aku adalah seorang penggemar cerita horor. Aku adalah anggota klub misteri di sekolahku. Klub ini menarik hanya saja peminatnya sangat kurang, aku selalu menghabiskan waktu ku dengan membaca cerita horor di bangunan tua terbengkalai di belakang sekolah sendirian. Betapa senangnya hatiku saat mengetahui ada 3 orang siswa baru yang memasuki klub misteri ini. Suatu hari, aku memutuskan untuk menguji nyali 3 orang adik kelasku yang baru memasuki klub misteri ini. Tidak seperti uji nyali yang biasa disiarkan di televisi, uji nyali versi kami ini hanya bercerita horor sambil membawa sebatang lilin yang menyala, dan setelah kami selesai bercerita kami akan memadamkan api dari lilin tersebut satu persatu. Konon saat semua lilin padam akan muncul sosok misterius yang mengerikan, mendebarkan bukan? Hari kamis malam kami berkumpul di bangunan tua di belakang sekolah, setelah semua berkumpul, lilin dinyalakan dengan sebatang korek api, dan kami pun mulai bercerita. Kami semua menceritakan cerita-cerita yang berdasarkan kisah nyata agar suasana semakin mencekam. Ada yang bercerita tentang seorang arwah suster gila yang meneror pasien di rumah sakit, ada yang bercerita tentang seorang psikopat bersenjatakan kapak yang meneror satu keluarga, ada juga yang menceritakan kejadian tentang kematian seorang kakak kelas yang pernah terjadi di tempat ini, aku sendiri bercerita tentang sekelompok pemuda yang diteror oleh sosok misterius setelah mencoba untuk menguji nyali mereka. Saat aku hendak mematikan lilin, seorang penjaga sekolah memasuki gudang tua tempat kami berkumpul, kami sangat terkejut karena ia membuka pintu dengan keras. "Hei sedang apa kalian bertiga disini!? ini sudah malam tahu! bahkan sudah lewat tengah malam!" teriak si penjaga sekolah. Tanpa pikir panjang kami pun langsung kabur sebelum masalah menjadi semakin rumit. Yah, ternyata sosok mengerikan yang muncul itu adalah seorang penjaga sekolah, tapi hal itu cukup mendebarkan bukan? .
Cerita 2:
Akhir-akhir ini aku mendapati bahwa anakku memiliki kemampuan aneh. Ia memiliki kebiasaan mengacungkan jarinya pada wajah seseorang sewaktu-waktu. Suamiku dan aku menyadari bahwa, jika anakku mengacungkan jarinya pada wajah seseorang seperti itu, berarti orang tersebut akan meninggal tiga hari kemudian. Tahun lalu ia mengacungkan jarinya pada kakeknya, dan pada tiga hari kemudian kakeknya meninggal karena serangan jantung. Beberapa bulan yang lalu, dia mengacungkan jarinya pada aktris terkenal yang ada di majalah. Tiga hari kemudian aktris tersebut meninggal dalam kecelakaan mobil. Hari ini, ketika aku akan menyalakan televisi, anakku mengacungkan jarinya tepat kearah layar. Ketika kunyalakan televisinya, terlihat di layar bahwa Presiden sedang menyampaikan pidatonya. Aku tidak percaya bahwa Presiden akan meninggal pada tiga hari kedepan, tetapi prediksi anakku memang tidak pernah meleset.
Cerita 3:
Pada suatu malam aku diajak oleh kedua temanku untuk berburu hantu di sebuah rumah tua dimana dulunya pernah terjadi pembunuhan. “Aku dengar si pembunuh menjagal orang-orang ini” kata salah satu temanku. “Pasti arwah mereka benar-benar marah”
“Ya, aku dengar ini adalah pembantaian massal” sahut temanku yang lain. “Rupanya, si pembunuh mencongkel mata sang suami dan membacok sang istri dengan pisau yang besar. Kemudian dia mencekik anak-anaknya hingga tewas.”. “Apakah kalian benar-benar serius?” tanyaku, “atau kalian hanya menakut-nakutiku saja? Kalian tau betapa takutnya aku terhadap hantu.”
Pintu depan pun kami buka, kami berjalan sambil berpegangan tangan karena di dalam sana gelap total dan kami hanya berbekal satu lampu senter. Kami menelusuri ruang tamu dan dapur, kemudian turun ke ruang bawah tanah dimana pembunuhan keji tersebut terjadi. Kami masih bisa melihat dengan jelas darah bercipratan di tembok. Tempat ini memang benar-benar mengerikan, tapi kami tidak melihat satupun kejanggalan atau sesuatu yang aneh. Pada saat keluar dari ruang bawah tanah, aku bertanya kepada temanku.
“Aku tidak melihat satupun hal yang aneh, bagaimana dengan kalian?”
“Aku tidak”
“Aku juga tidak”
“Akku tidak melihat apapun”
Jadi memang benar-benar tidak ada hantu, aku merasa lega.
Cerita 4:
Aku dan isteriku menghabiskan liburan panjang kami untuk berlibur ke Inggris. Suatu perjalanan panjang yang harus kami tempuh dari New York untuk menuju ke London. Kami menginap di suatu hotel di pinggiran kota untuk melepas lelah usai perjalanan. Pada malam harinya di saat kami tidur,kami terbangun oleh suara bising dari luar. Aku melihat ke luar jendela dan mendapati bahwa banyak polisi diluar sana. Mereka berteriak kepadaku bahwa telah terjadi sebuah perampokan dan pembunuhan pada lantai dua. Aku menginap di lantai tiga, dan melihat polisi telah memblokade lift dan tangga. Si pembunuh terjebak dan tidak akan bisa turun ataupun naik ke lantai atas, jadi kami tidak berada dalam bahaya. Aku dan istriku akan kembali tidur. Aku berharap polisi dapat menangkap pembunuh tersebut.
Cerita 5:
Pada suatu malam isteriku diserang oleh seoarang perampok ketika aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis lelah bekerja. Isteriku menusuk perampok tersebut dengan pisau yang sedang dibawanya dan membunuhnya. Setelah menyelidiki kasus penusukan tersebut, Polisi menyatakan bahwa itu adalah perlindungan diri yang dilakukan oleh wanita tersebut. Ketika aku akan menjemputnya dari kantor polisi, dia mengatakan, “Ketika aku mendengar bel pintu kupikir itu adalah kamu, tetapi ternyata adalah perampok bertopeng yang langsung masuk segera setelah aku membuka pintu!” sambil memeluknya dengan erat, aku mengatakan “Kau pasti sangat ketakutan, paling tidak sekarang kau aman.”